Kamis, 31 Januari 2013

Konservasi Banjir Kota Pontianak


Ada beberapa cara yang dapat lakukan meskipun tidak semuanya dalam rangka konservasi banjir untuk daerah Kota Pontianak, yaitu :
3.1.1   Menanam Pohon
Bertujuan agar air hujan tidak langsung mengalir ke saluran drainase primer atau sungai, tetapi tertahan pada akar pepohonan. Kandungan air hasil penyerapan banjir pada akar pohon akan digunakan sebagai air cadangan pada saat musim kemarau bagi pohon tersebut.
3.1.2   Mengolah Sampah
Tidak membuang sampah ke sungai atau ke jalanan, juga dapat mengurangi bahaya banjir. Jika sampah dibuang sembarangan, sampah dapat menyumbat saluran-saluran air yang ada dan mengakibatkan banjir saat hujan datang. Cara yang paling tepat adalah dengan menggunakan pengolahan sampah berkonsep 3R (reduce, reuse, recycle).
3.1.3   Sumur Resapan
Merupakan salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sumur resapan tidak cocok diterapkan di Kota Pontianak, karena muka air tanah Kota Pontianak cukup tinggi.
3.2         Lubang Resapan Biopori
Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan suatu metode untuk konservasi air dan tanah. Biopori sendiri merupakan pori-pori berbentuk lubang (terowongan) yang terbentuk oleh aktivitas organisme tanah dan pengakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah, dimana rongga-rongga tersebut akan terisi udara yang menjadi saluran air untuk meresap ke dalam tanah.
http://alamendah.files.wordpress.com/2009/10/lubang-biopori.jpg
Gambar 3.1 Lubang Resapan Biopori

Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Prinsip kerja lubang peresapan biopori sangat sederhana yaitu yang telah digali dengan dalam sekitar 1 meter diisi dengan sampah organik yang berfungsi memicu biota tanah seperti cacing dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga (lubang) di dalam tanah yang disebut biopori. Setelah itu pori-pori atau terowongan dalam tanah (biopori) yang terbentuk dapat mempercepat resapan air ke dalam tanah secara horizontal.


3.2.1   Cara Membuat Lubang Resapan Biopori
Setiap lahan 100 m2 yang dibuat lubang sebanyak 30 titik dengan jarak antar lubang 0,5 meter sampai 1 meter. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm kedalaman 100 cm, setiap lubang dapat menampung 7,8 liter sampah organik dari dapur, berarti tiap lubang dapat diisi sampah organik dapur 2-3 hari dan akan menjadi kompos dalam waktu 15 - 30 hari. Untuk sampah organik dari kebun (daun dan ranting) dapat menjadi kompos dalam waktu 2 – 3 bulan. Adapun langkah-langkah pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB), antara lain (Brata, 2007) :
a.              Persiapan
1.    Siapkan alat bor
http://madiunberkebun.files.wordpress.com/2011/11/biopori2.jpg
Gambar 3.2 Bor untuk Membuat Lubang Resapan Biopori
2.    Buat alur air menurut kontur
3.    Buat alur mengitari pohon
b.             Pelaksanaan
1.    Buat lubang diameter 10 cm, kedalaman 30 cm sampai dengan 100 cm.
2.    Angkat alat bor pada saat mata bor penuh tanah (±10 cm kedalaman), buang tanah yang terangkat di mata bor dengan menggoreskan pisau pada kedua sisi mata bor. Ulangi pembuatan lubang sampai kedalaman sesuai ketentuan.
3.    Untuk LRB saluran air, jarak antar lubang 0,5 m – 1 m, sedangkan LRB di pohon cukup dibuat 3 lubang per pohon (posisi segitiga sama sisi).
4.   Lakukan pengerasan bibir lubang dengan memplasternya menggunakan semen atau potongan pipa berdiameter 10 cm untuk mencegah erosi tanah masuk ke lubang dan mempertahankan agar mulut lubang tetap rapih.
5.  Buat pengaman lubang agar tidak terperosok ke lubang. Sebaiknya menggunakan besi, bukan kawat.
6.    Isi lubang dengan sampah organik (sisa dapur, sampah kebun/taman). Jangan memasukkan sampah non organik (besi, plastik, baterai, stereofoam, dll)
7.    Masukkan sampah ke dalam lubang dengan bantuan tongkat yang tumpul agar sampah masuk lebih dalam, namun juka sampahnya hanya sedikit, sampah cukup diletakkan dalam mulut lubang saja, agar sedimen/tanah tidak masuk.
c.              Perawatan
a.    Jaga lubang tetap terisi sampah organik dengan cara mengisi sampah organik secara rutin.
b.   Apabila menggunakan sampah organik dapur maka setelah ±2 minggu sudah dapat dimanfaatkan sebagai kompos.
c.   Apabila menggunakan sampah kebun (daun/ranting) setelah ±2 bulan sudah menjadi kompos dan pengambilan kompos dengan cara menggunakan alat bor.
d.   Jangan memasukan sampah selain sampah organik karena hal itu hanya menyebabkan penyumbatan pada lubang resapan.
3.2.2   Manfaat dan Keunggulan Lubang Resapan Biopori
Lubang Resapan Biopori (LBR) adalah teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengurangi genangan air dan sampah organik. Beberapa keunggulan LRB (hasil wawancara dengan Kepala Seksi Rehabilitasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak):
1.  Sistem pori dan terowongan dalam tanah yang dibentuk oleh cacing mampu meresapkan air lebih cepat.
2.  Pemilahan sampah dari sumber (rumah tangga) dimana sampah organik yang dimasukkan ke dalam LRB dapat menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik didaur ulang.
3.    Memanfaatkan peran aktivitas cacing tanah dan akar tanaman.
4.   Mengurangi dampak bencana akibat genangan air dan tumpukan sampah seperti mewabahnya penyakit demam berdarah dan malaria.
5.   Tersedianya cadangan air tanah di musim kemarau, sehingga tumbuhan tidak mengalami kekeringan.
6.   Membantu mengurangi dampak pemanasan global, karena tumbuhan yang dapat menyerap gas rumah kaca dapat bertahan saat kemarau dengan menggunakan cadangan air dalam tanah.
Untuk pengaplikasiannya di Kota Pontianak, biopori ini masih didiskusikan oleh pemerintah setempat, mengingat bahwa Kota Pontianak memiliki muka air tanah yang tinggi sehingga ditakutkan dalam pembuatan lubang untuk biopori tidak akan mencapai kedalaman yang sesuai dengan persyaratan. Meskipun begitu, pihak pemerintah Kota Pontianak yang dibantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Konservasi Sumber Daya Alam, Badan Lingkungan Hidup, dan Dinas Pekerjaan Umum masih melakukan penelitian dan survey lokasi wilayah di Kota Pontianak yang masih memungkinkan untuk dibuat biopori terutama di daerah rawan banjir di Kota Pontianak.

3.3         Paving Block
Cara pencegahan banjir yang masih dilakukan di Kota Pontianak adalah dengan menggunakan Paving Block. Paving block digunakan untuk menutupi permukaan tanah yang akan dijadikan jalan ataupun halaman dengan maksud menahan air hujan agar tidak langsung menyerap ke tanah, sehingga mengurangi potensi tanah jenuh dalam menyerap air hujan. Diantara berbagai macam alternatif penutup permukaan tanah, paving blok lebih memiliki banyak variasi baik dari segi bentuk, ukuran, warna, corak dan tekstur permukaan, serta kekuatan. Penggunaan paving blok juga dapat divariasikan dengan jenis paving atau bahan bangunan penutup tanah lainnya.
Keunggulan Paving Blok dibandingkan pelapisan jalan dengan aspal :
1.    Daya serap air melalui Paving Block menjaga keseimbangan air tanah untuk menopang betonan/rumah diatasnya.
2.    Pemeliharaan mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar.
3.    Serapan air yang baik sekitar rumah / lokasi tertentu akan menjamin ketersediaan air tanah untuk bisa dijadikan sumur bor dan dimanfaatkan airnya.
3.3.1   Proses Pembuatan Paving Block
Bahan-bahan dan cara pembuatan paving block sederhana adalah sebagai berikut :
a.    Bahan-bahan yang di butuhkan :
1.    Semen, berfungsi untuk :
1.1    Membuat beton yang kedap air.
1.2    Menguatkan beton.
1.3    Mengeraskan ketika diaduk dengan air.
2.    Pasir, berfungsi untuk :
2.1    Mengurangi penyusutan beton.
2.2    Pasir membantu pengerasan semen dengan memberi jalan masuk air di tempat yang kosong.
3.    Air, berfungsi untuk :
3.1    Air membasahi permukaan kerikil.
3.2    Membantu meratakan semen di seluruh kerikil dan membantu pengadukannya.
b.    Langkah-langkah membuat Paving Block :
1.    Taburkan sejumlah pasir yang telah diukur setebal 10 cm di kotak adukan.
2.    Tuang semen di atas pasir dan aduk keduanya secara bersama-sama sampai warna keduanya tercampur.
3.    Bentuk adukan menjadi gundukan, dan buat lubang seperti cekungan di tengah.
4.    Siram dengan sedikit air secara perlahan dan aduk sampai terbentuk pasta yang merata.
5.    Jika menggunakan kerikil, sekarang tambahkan dalam takaran yang sesuai kerikil dan aduk hingga setiap kerikil terlapisi secara merata.
6.    Periksa adukan ambil segenggam penuh adukan dan bentuk seperti bola kecil.  Jika bola tersebut tidak retak, dan tangan sedikit basah, adukan siap untuk dicetak.
7.    Masukkan hasil adukan yang sudah lulus uji retak tadi kedalam cetakan sesuai yang sesuai dengan yang diinginkan, lalu jemur dan setelah kering Paving Block siap digunakan.
3.3.2   Aplikasi Paving Block di Kota Pontianak
Selama bertahun-tahun pemakaian paving block di Kota Pontianak sangat beraneka ragam diantaranya yaitu :
1.    Jalan lingkungan Perumahan
2.    Area parkir Gedung, Ruko, Sekolahan, Rumah Sakit, Tempat Ibadah dll
3.    Pedestrian/trotoar
4.    Halaman rumah
Meskipun mempunyai keunggulan dan sudah banyak diaplikasikan, metode paving block ini tetap masih memiliki kekurangan untuk diterapkan sepenuhnya di daerah Kota Pontianak di antaranya :
a.    Mudah pecah saat menahan beban berat jika permukaan tanah tidak rata atau padat.
b. Karena umumnya tanah di Kota Pontianak adalah gambut, membuat permukaan tanah mudah untuk turun, karena tanah gambut memiliki kadar air yang tinggi. Sehingga setelah pemasangan paving block, banyak sekali kejadian kontur paving menjadi tak beraturan akibat tanah yang turun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar